Senin, 21 Maret 2011

Ombrometer

Alat pengukur hujan secara umum dinamakan penakar hujan. Pada
penempatan yang baik, jumlah air hujan yang masuk ke dalam sebuah penakar
hujan merupakan nilai yang mewakili untuk daerah di sekitarnya. Kerapatan
penempatan penakar di suatu daerah tidak sama, secara teori tergantung pada tipe
hujan dan topografi daerah itu sendiri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penempatan alat penakar hujan di ialah :
1. Penakar harus ditempatkan di suatu tempat yang terbuka, lintasan angin masih
horizontal.
2. Penakar hujan tidak boleh terlalu dekat dengan penghalang. Sehubungan
dengan hal ini WHO telah menetapkan jarak suatu pengahalang dari penakar
paling dekat ialah empat kali tinggi penghalang.
3. Kerapatan suatu penakar, hal ini penting karena suatu alat penakar hujan masih
dapat dipakai untuk luasan tertentu tergantung tipe wilayahnya. Misalnya untuk
wilayah datar maka kisaran luas minimum yang diwakili oleh sebuah penakar
Modul Praktikum Klimatologi 47
hujan berkisar 600-900 km2, sedangkan untuk daerah pegunungan satu penakar
hanya dapat mewakili luasan sekitar 100 km2.
4. Tinggi mulut penakar dari permukaan tanah, semakin dekat dengan permukaan
tanah, maka kecepatan angin akan semakin berkurang. Jika mulut penakar
semakin tinggi maka tiupan angin akan bertambah besar sehingga jumlah air
yang tertampung akan semakin sedikit. Oleh karena itu perlu adanya tetapan
tinggi tertentu untuk meminimalisir pengaruh gangguan– gangguan luar seperti
angin dan percikan dari permukaan tanah.
Prinsip pengukuran hujan ialah mengukur tinggi air hujan yang jatuh pada
permukaan horizontal seluas mulut penakarnya. Sebagai pengindera, mulut penakar
harus terpasang horizontal. Mulut penakar harus berbentuk lingkaran yang kuat dan
tajam terbuat dari logam tak berkarat seperti kuningan, agarr diperoleh keseragaman
arah tangkapan. Penakar tidak boleh bocor, untuk menghindari penguapan maka
pemasukan air dari mulut ke dalam ruang penampung menggunakan pipa sempit.
Seluruh permukaan luar alat dicat warna putih warna metalik dan sambungan
dinding luar dibuat landai dengan sudut 1350, dengan tujuan untuk mengurangi
pengaruh pemanasan dari radiasi matahari.
Berdasarkan mekanismenya, penakar hujan dibagi dua golongan yaitu
penakar hujan tipe kolektor dan penakar hujan tipe perekam (otomatis).


 Tipe- Tipe Ombrometer :

1. Penakar Hujan Tipe Kolektor
Penakar hujan tipe ini hanya dapat menunjukkan tinggi hujan yang
terkumpul selama satu periode, tanpa diketahui perkembangan yang terjadi
selama peristiwa hujan berlangsung. Umumnya dilakukan pengukuran hujan
selama 24 jam yang dilaksanakan setiap pagi.
Penakar Hujan Observatorium
Jenis penakar ini merupakan yang umum digunakan ialah tipe
Ombrometer (tipe Observatorium). Penakar ini paling banyak digunakan di
stasiun klimatologi, yang terdiri dari corong (mulut penampung air hujan), yang
luasnya 100 cm2 dengan garis tengah luarnya ialah 11,3 cm. Bagian dasar dari
corong tersebut terdiri dari pipa sempit yang menjulur ke dalam tabung kolektor
dan dilengkapi dengan kran. Air yang ditampung dalam tabung kolektor dapat
diketahui bila kran dibuka kemudian air diukur dengan gelas ukur. Ada gelas
ukur yang mempunyai skala khusus, yaitu langsung dapat menunjukkan jumlah curah hujan yang terjadi, tetapi apabila menggunakan gelas ukur biasa, maka
setiap 10 cm3 setara dengan curah hujan sebesar 1 mm.

 2. Penakar Hujan Tipe Rekaman (otomatis)
Penakar hujan tipe ini dilengkapi dengan sistem perekam data yang
mengukur curah hujan secara otomatis. Jumlah hujan maupun perkembangan
hujan selama satu periode dapat diketahui dari grafik. Golongan penakar hujan
ini sering disebut Recording Rain Gauge atau Pluvlograf atau ombrograf. Alat ini
lebih lengkap dan lebih teliti karena disamping dapat mencatat jumlah curah
hujan, dapat pula diketahui jumlah hari hujan serta lamanya hujan dalam satu
hari, karena pada kertas pias sudah tercantum jumlah dan waktu hujan (jam
atau hari). Kertas pias diganti setiap minggu sekali.
Ada beberapa prinsip pada penakar tipe rekaman :
a. Prinsip Timbangan contohnya pada penakar type Bandix
b. Prinsip Pelampung, contohnya pada penakar type Hellman
c. Prinsip Bejana Berjungkat, contohnya pada penakar type Tipping Bucket
d. Disamping itu terdapat pula penakar hujan dan intensitas hujan berperekam
data, contohnya penakar intensitas hujan type Jardi.


Perekam Dengan Prinsip Pelampung
Alat ini terdiri dari corong penampung air hujan yang dihubungkan dengan
sebuah tabung yang didalamnya terdapat pelampung. Pada bagian ujung sebelah
atas pelampung dilengkapi dengan pena yang dapat bergerak bila pelampung
bergerak, baik naik maupun turun sesuai dengan jumlah hujan dapat diketahui.
Contohnya penakar hujan type Hellman .
Penakar tipe Hellman ini mempunyai kolektor yang memiliki daya tampung air
sebesar 20 mm. Apabila kolektor tersebut sudah penuh, maka air akan ditumpahkan
sampai habis melalui pipa pembuang dan bersamaan dengan itu pena akan turun
kembali sampai pada posisi nol. Skala pada kertas pias terdiri dari nol sampai 20 mm.
Cara menghitung jumlah curah hujan dalam sehari pada kertas pias ialah
sebagai berikut :

 CH = (X x 20 mm) + Y mm

CH = Curah hujan dalam sehari (24 jam)
X = Frekuensi dicapainya curah hujan setinggi 20 mm
Y = Nilai akhir yang ditunjukkan pada skala yang ada pada kertas pias.
Pada setiap penggantian kertas pias baru, maka kedudukan pena harus
dikembalikan ke posisi nol dengan jalan menambahkan air ke dalam kolektor
sehingga mencapai hujan 20 mm.


3 komentar:

♥ Erika Dwiyana Fransiska ♥ mengatakan...

Thx buat infonya.

shirayukisama mengatakan...

Pagy, Makasi yah tuk info na ^_^

Unknown mengatakan...

ijin copas ya buat tugas, terimakasih

Posting Komentar