Rabu, 29 Juni 2011

Tumbuhan yang Aneh...

DEVIL"s CLAW
Harpagophytum procumbens


Cakar setan atau Harpagophytum procumbens tumbuh liar di selatan Afrika, terutama ditemukan di bagian timur dan selatan bagian timur Namibia, Botswana dan Selatan daerah Kalahari Northern Cape, Afrika Selatan, dan Madagaskar. Harpagophytum zeyheri ditemukan di bagian utara Namibia (Ovamboland) dan selatan Angola.

Harpagophytum procumbens, juga disebut grapple plant, kayu laba-laba dan lebih dikenal dengan Devil's Claw, adalah tanaman dari family wijen, berasal dari Afrika. Tumbuhan ini memiliki duri sebagai sistem pertahanan, duri ini dapat melukai hewan-hewan yang biasa memakan buahnya. Umbi tanaman ini biasa digunakan oleh masyarakat setempat untuk mengobati berbagai penyakit, misalnya rheumatik.

Tumbuhan merambat dengan tinggi mencapai 1,5 meter ini memiliki umbi berukuran besar sepanjang 20 cm dan 6 cm tebal. Memiliki bunga warna-warni sepanjang sampai 6 cm, bunga tunggal, warna merah sampai keunguan, dan muncul pada musim semi. Bunga-bunga ini akan menjadi buah berbentuk kapsul, akan pecah jika sudah matang, memiliki sekitar 50 buah biji, panjang sampai 7 cm dan berduri sepanjang 2,5 cm, di Madagaskar duri ini digunakan sebagai perangkap tikus.

Sea Anemon Mushroom
Aseroe rubra,


Berasal dari australia begitu tanaman ini dewasa, mereka meletuskan tentakel merahnya yang mengerikan dan mengeluarkan bau untuk menarik lalat, yang kemudian menelan korbannya kedalam “gleba” dan mencernanya


Senin, 02 Mei 2011

Jenis Flora di Indonesia dan Persebarannya

Tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara alami dan ada juga yang dibudidayakan oleh manusia. Flora ataua dunia tumbuhan di berbagai tempat di dunia pasti berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
- Iklim
- Jenis tanah
- Relief atau tinggi rendah permukaan bumi
- Biotik (pengaruh makhluk hidup).
Adanya faktor-faktor tesebut, Indonesia memeliki keanekaragaman jenis tumbuh-tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar terutama suhu udara dan curah hujan. Daerah yang curah hujannya tinggi memiliki hutan yang lebat dan jenis tanaman lebih bervariasi, misalnya: di Pulau Sumatera dan Kalimantan Sedangkan daerah yang curah hujannya relatif kurang tidak memiliki hutan yang lebat seperti di Nusa Tenggara. Daerah ini banyak di tumbuhi semak belukar dengan padang rumput yang luas.

Suhu udara juga mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di suatu tempat. Junghuhn telah membuat zonasi (pembatasan wilayah) tumbuh- tumbuhan di Indonesia sebagai berikut :
- Daerah panas (0-650 meter), tumbuhan yang cocok adalah kelapa, padi, jagung, tebu, karet.
- Daerah sedang ( 650-1500 meter), tumbuhan yang cocok adalah kopi, tembakau, teh, sayuran.
- Daerah sejuk ( 1500-2500 meter), tumbuhan yang cocok adalah teh, sayuran, kina, pinus.
- Daerah dingin (di atas 2500 meter) tidak ada tanaman budidaya

Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim antara lain sebagai berikut :
- Hutan Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh hutan musim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.



                                                                         Hutan Jati
- Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
- Sabana, terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana berupa padang rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

                                                         Sabana di Nusa Tenggara Timur
- Steppa, adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terdadapat di Nusa Tenggara Timur, baik untuk peternakan.
- Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur. Hutan bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.

Minggu, 17 April 2011

Potensi Hutan Mangrove

Hutan mangrove merupakan hutan yang terdapat pada pantai yang tenang, tidak terjadi ombak laut yang besar. Dimana merupakan suatu sistem gabungan komponen darat dan aquatik, termasuk tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup didalamnya. Orang seringkali menyebutnya sebagai hutan bakau, karena kadangkala hutan mangrove didominasi oleh tumbuhan bakau (Rhizopora). Dalam kawasan hutan mangrove terdapat banyak sekali flora dan fauna. Jenis tumbuhan yang biasa tumbuh di kawasan tersebut yaitu ; bakau (Rhizopora sp), Api-api (Avicenia marina), Bruguiera, Soneratia, Ceriops dsb. Sedangkan hewan yang ada di sana seperti, berbagai jenis ular, monyet, bekantan (endemik Kalimantan), buaya, kadal dan masih banyak lagi yang lainnya yang dapat dijadikan sumber penelitian. Di Indonesia hutan mangrove/ bakau tersebar di beberapa wilayah, yaitu di Pesisir Utara Pulau Jawa, Pesisir Timur Pulau Sumatera, Pesisir Barat Pulau Kalimantan, Pesisir Barat Pulau Sulawesi dan Irian Jaya. Luas hutan mangrove Indonesia th 1983 yaitu 4,25 juta ha, sekitar 3,98% dari seluruh luas hutan Indonesia atau 22% dari luas hutan mangrove di dunia. Sedangkan untuk Kalimantan th 1981 sekitar 270.000 ha. Melihat kenyataan tersebut maka Kalimantan mempunyai kesempatan yang cukup besar untuk mengelola hutan mangrove tersebut guna berbagai kepentingan. Karena tidak semua wilayah/provinsi di Indonesia memiliki hutan mangrove. Keberadaan hutan mangrove merupakan anugerah dari Tuhan, keberadaannya patut disyukuri, dimanfaatkan, dan dikelola untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan karena pentingnya fungsi hutan mangrove.
Fungsi tersebut adalah :
a. Fungsi Fisik Fungsi fisik ini berkaitan erat dengan beberapa hal seperti, abrasi pantai. Keberadaan hutan mangrove dapat menjadi tameng, penahan gerakan air sehingga tenaga air menjadi berkurang, yang pada akhirnya dapat mencegah terjadinya abrasi pantai. Yang ke dua berkaitan dengan keberadaan hutan mangrove dapat mencegah intrusi air laut. Dan yang ke tiga yaitu sebagai filter pencemaran dari daratan yaitu dengan adanya hutan mangrove maka lumpur, sampah dan limbah yang terbawa aliran sungai dapat tertahan. Dengan tertahannya lumpur, sampah dan limbah hal ini sangat berperan sekali kaitannya dengan penyelamatan terumbu karang.
b. Fungsi Sosial Ekonomi Dari segi sosial ekonomi ini hutan mangrove mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikelola dan dimanfaatkan guna mencapai kemakmuran masyarakat. Keberadaannya dapat berfungsi sebagai : - Sumber energi, yaitu menjadi sumber penyedia bahan bakar, arang dan lain-lain. - Bahan kayu bangunan (sebagai kayu cerucuk). - Sumber obat-obatan. - Membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk. Potensi di atas harus cepat kita tangkap dan kita manfaatkan semaksimal mungkin. Apalagi di saat otonomi ini setiap provinsi/daerah harus dapat menciptakan sumber dana bagi pembangunan daerahnya masing-masing.
c. Fungsi Ekologi Hutan mangrove sebagai gabungan komponen darat dan aquatik tentunya memiliki tanggungjawab akan kelangsungan hidup dari komponen-komponen yang ada di dalamnya. Kelangsungan hidup flora dan fauna yang ada di dalamnya sangat mengandalkan eksistensi hutan mangrove. Untuk itu ada beberapa peranan penting hutan mangrove, yaitu : - Sebagai tempat tumbuh berbagai jenis efifit, anggrek, paku-pakuan dsb. - Tempat pencarian makan, pemijahan ikan, tempat berkembang biaknya berbagai jenis biota air, burung, buaya, ular dan masih banyak lagi. - Sebagai rumah berbagai satwa liar. - Sebagai tempat produktivitas perairan, yaitu sebagai penghasil bahan-bahan organik yang sama atau cukup tinggi produksinya jika dibandingkan dengan hutan darat tropika (Odum & Held, 1972). Selain itu keberadaan hutan mangrove dapat dijadikan sebagai paru-paru pantai yang sangat bermanfaat bagi penanggulangan polusi udara. Setelah melihat berbagai manfaat yang diberikan dari hutan mangrove, baik dari segi fisik, sosial ekonomi dan ekologi, maka perlu adanya studi lebih dalam lagi, terutama mengenai kondisi hutan mangrove di Kalimantan. Hal ini agar hutan biasa dapat segera dimanfaatkan, dikelola dan dilestarikan secara kontinyu, guna mencapai hasil yang maksimal bagi kepentingan rakyat banyak. Berbagai pihak baik pemerintah, LSM dan masyarakat perlu memberikan perhatian yang besar terhadap potensi yang ada ini